Trip Keong Pemandian Watugede


Halo #SobatKeong ketemu lagi dengan saya, kali ini saya akan menceritakan #MingguNgeong edisi ke empat dalam pencarian bidadari. Pencarian kali ini saya disebuah tempat wisata sejarah yang berada Kabupaten Malang. Kenapa saya memilih tempat yang jauh buat mencari bidadari? Langsung saja yuk simak ceritanya..

Pertama kali saya mendengar Kota malang saya teringat akan wisata kuliner, wisata alam dan wisata sejarahnya. Tapi kali ini saya akan bercerita tentang wisata sejarah yang saya kunjungi ketika #MingguNgeong di Malang. Tapi kali ini saya ngeong di tempat sejarah tidak sendiri karena di temani sodara yang tinggal di Singosari, yaitu om Agus dan om bob merka merekomendasikan tempat sejarah “Pemandian Watugede”. 


Menurut om Agus Peninggalan Kerajaan Singosari tak sebatas bangunan candi dan arca saja. Salah satunya adalah pemandian atau petirtaan di Desa Watugede, Kec. Singosari, Kab. Malang, Jawa Timur. 

Siapa Ken Dedes? Udah pada tahu kan? Kalo belum saya akan sedikit cerita siapa itu Ken Dedes. Ken Dedes adalah nama permaisuri dari Ken Arok, Ken Arok ini pendiri kerajaan Tumapel. Ken Dedes adalah perempuan yang memiliki kecantikan yang luar biasa, perwujudan kecantikan yang sempurna. 

Karena Pemandian Watugede atau Petirtaan Watugede ini menurut cerita juru kunci pemandian watugede, dulu tempat ini menjadi pemandian putri dan selir raja. Wow, kebayang kan dahulu di pemandian ini seperti apa suasananya? Apalagi Ken Dedes pernah mandi di sini. 

Tidak mau membayangkan lagi saya langsung bergegas menuju tempat yang di rekomendasikan oleh om Agus. Dalam fikiran saya pasti banyak bidadari dan saya berharap bisa menemukan bidadari di tempat ini. 

Akses Menuju Lokasi 

Rute menuju Pemandian Watugede ini relatif mudah. Arahkan kendaraan ke Stasiun Singosari. Kemudian susuri rel kereta api ke arah timur. Kurang lebih sekitar 200 meter dari jalan raya, di sisi kanan (selatan) jalan, ada sebuah taman yang mirip hutan karena ditumbuhi pepohonan lebat. Nah, disini lah Pemandian Watugede berada. 

Oh iya, untuk mengunjungi Pemandian Watugede ini lebih baik selepas berkunjung ke Candi Singosari (Arca Dwarapala) dan Candi Sumberawan. Sebab Desa Watugede berada di sisi Jl. Raya Pandanaan – Malang ke arah Malang. Jadi, Pemandian Watugede searah dengan rute pulang menuju Kota Malang. 

Setelah sesampai di pintu masuk ini saya tidak sabar untuk menuju kolam pemandian. Karena saya tidak sabar mencari bidadari, secara tempat ini dulu buat pemandian Ken Dedes pasti banyak bidadari disini hhe. Untuk menuju pemandian saya harus menuruni anak tangga sebab pemandian ini berada sekitar 20 meter dari jalan raya, walaupun dekat dengan jalan raya pemandian ini lokasinya cukup terawat dan bersih. dan pemandian ini tidak bisa di intip dari jalan raya karena terhalang oleh lebatnya pepohonan. 

Sesampainya di lokasi pemandian saya tengok kanan dan kiri, depan dan belakang dan ternyata.. bidadarinya masih unyu-unyu :( alias masih anak-anak yang sedang mandi gagal lagi deh mencari tulang rusuk. :( . 


Karena tidak mau menggalau lebih lama saya memutuskan mengelilingi tempat ini, ternyata air di pemandian ini berasal dari dua mata air yang berada tak jauh dari sana. Salah satunya bersumber dari pohon besar. Entah apa nama pohon itu. Di sudut pojok pemandian kolam ini terdapat sebuah sumur yang di gunakan untuk meletakkan sesaji. Kolam ini memiliki sebuah tangga dari batu untuk masuk kedalam kolam. 


Setelah selesai mengelilingi tempat ini saya memutuskan kembali ke atas dan minum kopi sambil menikmati sejuknya tempat ini. Oh iya lupa untuk masuk ketempat wisata ini pengunjung tidak ditarik biaya retribusi, Cuma di suruh mengisi buku tamu saya, dan jangan lupa tetep jaga kebersihan supaya tempat bersejarah ini tetap terjaga keasrianya.

Trimakasi buat om Agus dan om Bob sudah menemani #TripNgeong kali ini. Sekian dulu cerita dari saya nantikan cerita #TripNgeong selanjutnya. Dan saya belum menyerah untuk mencari bidadari dan tulang rusuk saya :) #SalamNgeong.

No comments:

Post a Comment